Tradisi Bararak Anak Pancar Dalam Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Rantau Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi
DOI:
https://doi.org/10.61672/judek.v12i1.2776Keywords:
Tradisi Bararak, udaya Melayu, Rantau KuantanAbstract
The tradition in this study refers to customs, beliefs, habits, and other things inherited in descent. These inherited customs encompass a variety of cultural values that include customs, social systems, knowledge systems, languages, arts, belief systems and so on. The aim of this research is to find out the traditional shape of the barak boy pancar that exists in the area of Kuantan Rantau and the cultural values that exist in it. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data collection is done through observations, interviews, documentation and literature studies. The tradition of bararak son pancar is one of the forms of tradition that exists in Malay society which contains very high cultural values. Cultural values become guidelines of behavior for a society of one generation to the next. This process makes cultural values continue to be preserved and inherited by society downward.
References
Anggriana Gusma, Septi. (2022). Makna Prosesi Mararak Anak Pance dalam Upacara
Upacara Perkawinan di Kecamatan Kuantan Hilir, Riau Jurnal Laga-Laga, Vol.8, No.2, September 2022 [online] Tersedia dalam: https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Lagalaga.
Budhisantoso. S (1986). Masyarakat Melayu Riau dan Kebudayaannya. Pekanbaru: Pemerintah Daerah TK I Riau.
Ensiklopedi Nasional indonesia (1999). Jakarta: PT. Delta Pamungkas.
Hamidy, UU. (1982). Sikap Orang Melayu Terhadap Tradisinya di Riau. Pekanbaru: Bumi Pustaka.
Hamidy, UU. (1982). Sistem Nilai Masyarakat Pedesaan di Riau. Pekanbaru: Bumi Pustaka.
Hamidy, UU. (1994). Beberapa Aspek Sosial Budaya daerah Riau. Pekanbaru: UIR Press.
Hamidy, UU. (1996). Masyarakat Melayu di Riau. Pusat kajian Melayu Universitas Islam.
Illahi, Wahyu. Bedriati Ibrahim dan Bunari. (2019). Tradisi Rarak Godang “Oguang” dalam Adat Melayu pada Upacara Pernikahan di Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal JOM FKIP-UR, Volume 6 Edisi 2 Juli-Desember 2019. [online]. Tersedia dalam: https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/25752/24949.
Koentjaraningrat. (1982). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Koentjaraningrat. (1985). Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.
Lutfi, Muchtar. (1977). Sejarah Riau. Pekanbaru: Team Penyusun dan Penulisan sejarah Riau.
Rahman, Elmustian. (2003). Alam Melayu: Sejumlah Gagasan Menjemput Keagungan. Pekanbaru: UNRI Press.
Salim, P. (2002). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Jakarta Modern.
Septi Vane, Ovy dan Elly Malihah. (2020). Tranformasi Nilai-Nilai Bararak Bako Dalam Tradisi Perkawinan Masyarakat Kota Solok. Jurnal Pendidikan Sosiologi, Sosietas 10 (2) (2020) 878-886 [online]. Tersedia dalam: http://ejournal.upi.edu/index.php/sosietas/.
Soelaeman, M. Munandar. (2001). Ilmu Budaya Dasar, Suatu Pengantar. Bandung: PT Refika Aditama.
Suwardi, M.S.(2003). Budaya Melayu Dalam Citra TamaddunBahari. Pekanbaru: UNRI Press.
Tabrani Rab. (1986). Kepribadian Melayu. Pekanbaru: Pemda TK I Riau.
Van Peursen, C. A. (1985). Strategi Kebudayaan. Di Indonesiakan oleh Dick Hartoko. Yokyakarta: BPK Gunung Mulia.
Wan Galib. (1986). Adat Istiadat Pergaulan Orang Melayu Riau. Pekanbaru: Pemda TK I Riau.